Kisah Tim HWC Indonesia: Bingung Makan di Pesawat Sampai Keberuntungan Tak Terduga

ZONAsport - Dalam setiap perjalanan akan selalu tersempal cerita. Tak terkecuali untuk tim nasional Indonesia untuk Homeless World Cup ketika berada di dalam pesawat.

Indonesia, yang skuatnya terdiri dari 10 orang, sudah tiba di Warsawa, Polandia, sejak hari Kamis (8/8/2013) lalu. Turnamennya sendiri dihelat di kota Poznan. Belasan jam waktu tempuh mereka lalui untuk bisa sampai ke tujuan.

Selama sekitar 12 jam perjalanan dari Indonesia hingga ke Polandia, muncul berbagai cerita. 

Tengok saja pengalaman Miftah Sano Sudrajat, pemain asal DKI Jakarta yang baru pertama kalinya naik pesawat. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang serba terbatas, pekerja sosial untuk pecandu narkoba di Puskesmas Cipondoh, Tangerang, ini kebingungan saat ditanya mau makan apa oleh pramugari.

"Tidak mengerti mau pilih apa, jadi lihat teman sebelah saja makan apa," kata Miftah merujuk pada rekannya asal Bali, I Wayan Arya Renawa.

Cara itu berhasil mengatasi rasa laparnya dalam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke tempat transit di Dubai. Masalah baru muncul saat dia, lagi-lagi duduk di sebelah Wayan, dalam penerbangan rute Dubai-Warsawa.

"Saya tidak mengerti ditanya mau tradisional Arabic atau breakfast? Saya lihat yang lain Arabic, ya saya pesan yang sama," ujar Miftah.

Begitu pesanan datang, Miftah yang sudah kelaparan pun mencoba mencicipi makanan tersebut. Alih-alih kenyang, dia hanya menyentuh sedikit makanannya. "Nggak ngerti rasanya apa, nggak enak banget," ucapnya, yang belakangan muntah karena tidak kuat dengan makanan tersebut.

Lain halnya dengan cerita Dimas Saputra Ramadhan, mahasiswa asal Surabaya yang sehari-harinya juga berprofesi sebagai sopir. Bagaikan mendapatkan durian runtuh, tahu-tahu dia bisa duduk di kelas bisnis.

"Di tiket saya cuma ada tulisan STBY alias stand by," kata Dimas.

Namun saat proses boarding untuk terbang dengan pesawat Emirates dari Dubai ke Warsawa, pria kelahiran 13 Maret 1992 ini malah mendapatkan tempat duduk di kelas bisnis. Dimas duduk sendirian di kelas tersebut.

"Saya dibilang pramugari, teman-teman kamu semuanya di belakang, tapi kamu di depan? Ya saya bilangyes, yes saja," katanya sembari tersenyum.

Meski duduk di tempat bisnis terbilang nyaman, Dimas mengaku kebingungan. Setiap jam, saat matanya mulai tertutup, pramugari menghampiri dan menanyakan apakah dirinya mau makan atau tidak.

"Tapi, ya, itu risikonya. Biar selimutnya lebih tebal, minuman lebih beragam sampai ada bir, tapi setiap mau tutup mata, sudah ada yang nanya mau makan apa," ucap Dimas.

Sesampainya di Warsawa, timnas Indonesia terlebih dulu mendatangi kedutaan besar Indonesia di Warsawa. Di sana mereka sempat dijamu sarapan bersama oleh Duta Besar Indonesia untuk Polandia Darmansjah Djumala. Darmansjah ikut tertawa mendengar kisah keberuntungan tak terduga yang dialami Dimas.

Cerita indah kemudian berlanjut sampai ke pertandingan pertama pada hari Minggu (11/8) kemarin. Indonesia yang tergabung di Grup G kebagian Skotlandia sebagai lawan pertama. Miftah, Dimas, dan para pemain lainnya menundukkan tim Eropa tersebut dengan skor 6-4.

Write Down Your Responses